Uncategorized

Mafindo Bengkulu Gelar “AI Warrior Camp”: Perkuat Literasi Digital dan Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

BENGKULU – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bengkulu sukses menyelenggarakan AI Warrior Camp di Hotel Bengkulu. Mengusung tema “Belajar, Berinovasi, dan Bertanggung Jawab di Era Kecerdasan Artifisial”, kegiatan ini menjadi ruang edukasi untuk memperkuat literasi digital dan mempromosikan penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) secara produktif serta beretika, khususnya di lingkungan akademik.

Ketua Mafindo Korwil Bengkulu, Dr. Gushevinalti, M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa AI kini merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem literasi digital. Ia menilai bahwa kemampuan mengelola teknologi ini menjadi kebutuhan kompetitif bagi mahasiswa di era informasi.

“Kehadiran NextGen AI merupakan bagian strategis dari literasi digital kita. Posisinya sangat penting sebagai pendukung utama kegiatan akademik. Mahasiswa harus memahami bahwa AI bukan lagi pilihan, tetapi bagian dari skill masa depan,” ujarnya.

Pada sesi pelatihan, peserta diperkenalkan beragam perangkat digital berbasis AI seperti Gems Gemini dan NotebookLM. Dr. Gushevinalti menjelaskan bahwa alat-alat tersebut dapat membantu mahasiswa melakukan riset, menyusun referensi, dan bekerja secara lebih efisien. Ia menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi harus tetap berlandaskan etika digital.

“Melalui empat pilar literasi digital—kecakapan, budaya, keamanan, dan etika digital—kita berharap peserta tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam menggunakan AI,” tegasnya.

Kegiatan ini turut dibuka oleh Rektor Universitas Bengkulu (UNIB), Dr. Indra Cahyadinata, M.Si., yang memberikan pandangan mengenai transformasi AI dalam dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa era “coba-coba” dalam penggunaan AI telah berakhir. “Kita sudah berada pada tahap adopsi penuh. Rasanya tidak ada lagi mahasiswa yang tidak menggunakan AI sebagai alat bantu,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa perkembangan AI harus dibarengi kebijaksanaan. “Tinggal bagaimana kita memakai teknologi secara bijak. Penggunaan AI yang baik dan bertanggung jawab adalah poin utamanya,” lanjutnya.

Rektor UNIB juga menilai kehadiran program ini sangat relevan dengan kebutuhan akademik. “AI ini sudah menjadi bagian dari mata kuliah Literasi Digital. Acara seperti AI Warrior Camp sangat tepat momentumnya untuk memperkuat pemahaman mahasiswa,” ujarnya.

Para peserta menyambut baik pelatihan ini. Taqi, salah satu peserta, mengaku mendapatkan perspektif baru terkait penggunaan AI dalam penelitian.

“Biasanya saya menggunakan AI seadanya. Kali ini saya benar-benar belajar bagaimana NotebookLM membantu saya mencari referensi yang tepat untuk riset,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Refina (Rere) yang menilai bahwa materi pelatihan sangat relevan dengan kebutuhan industri kreatif.
“Kami belajar memanfaatkan AI untuk membantu bisnis, terutama dalam membuat desain. Ini jadi peluang besar untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.

​Dalam sesi pendalaman materi, Trainer Mafindo Bengkulu, Hartanto, memperkenalkan NotebookLM, sebuah asisten riset bertenaga AI yang dikembangkan oleh Google Labs. Berbeda dengan chatbot biasa, Hartanto menekankan keunggulan alat ini dalam menjaga kredibilitas data.

​”NotebookLM bekerja layaknya pakar AI pribadi. Keunggulan utamanya adalah kemampuan menjawab pertanyaan hanya berdasarkan sumber data yang kita unggah, baik itu PDF, situs web, hingga video YouTube. Ini meminimalisir halusinasi AI karena setiap jawaban disertai kutipan (sitasi) yang bisa diverifikasi langsung ke dokumen aslinya,” jelas Hartanto saat memaparkan materi yang didukung teknologi Gemini 1.5 Pro tersebut.

​Fitur ini dinilai sangat relevan bagi jurnalis, akademisi, dan pencari fakta yang membutuhkan akurasi tinggi dalam mengolah tumpukan dokumen menjadi ringkasan atau wawasan (insight) yang tajam tanpa bias informasi dari luar.

​Sementara itu, Trainer Arif Hidayat melengkapi pelatihan dengan fokus pada efisiensi kerja kreatif. Arif mendemonstrasikan penggunaan fitur “Gems” pada Gemini untuk kebutuhan spesifik, seperti asisten pemasaran (marketing) dan penyuntingan media. Kombinasi kedua materi ini memberikan paket lengkap bagi 50 peserta: kemampuan kreasi konten yang cepat, diimbangi dengan kemampuan riset berbasis data yang kuat.

Sementara itu, Satria, peserta lainnya, menilai pengalaman ini membuka potensi baru terutama pada bidang desain dan penjelasan materi. “Banyak ilmu baru. Saya langsung mempraktikkan membuat desain. NotebookLM sangat membantu menjelaskan sesuatu dengan sumber yang spesifik,” katanya.

Dari perspektif akademik, Gilang dari Ilmu Komunikasi menilai pelatihan ini sangat tepat sasaran. “Dua AI—Gemini dan NotebookLM—sangat bermanfaat untuk aktivitas kami sebagai mahasiswa komunikasi,” ujarnya.

Diva, salah satu peserta, memberikan catatan penting tentang etika penggunaan teknologi. “AI memang mempermudah tugas kuliah, tetapi harapannya kita semua bisa menggunakan teknologi ini dengan bijak,” tuturnya.

Melalui AI Warrior Camp, Mafindo Bengkulu berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga memiliki integritas digital yang kuat untuk memerangi disinformasi dan menciptakan inovasi positif bagi masyarakat. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker