Oleh : Juaini Harmaen
Penerima manfaat beasiswa cendekia BAZNAS Uinsi Samarinda.
Indahnya Batik Priangan dalam mewarnai dan mendekorasi motif dengan kreativitas tanpa batas telah menyebar ke seluruh belahan dunia. Nilai makna yang kaya raya sekaligus bernilai ekonomi yang tinggi. Ahli bahasa dan arkeolog Belanda Jan Lawrence Andris Brandes mengatakan, jauh sebelum kata “Indonesia” muncul, masyarakat nusantara sudah mengenal sepuluh unsur budaya, termasuk batik.
Pandangan Brandes pada tahun 1889 diperkuat oleh pola-pola yang ditemukan pada panel Candi Prambanan dan Borobudur, yang diyakini oleh para peneliti sejarah sebagai pola batik.
Menurut penemuan ini, budaya membatik sudah ada di Nusantara sekitar abad ke-8.
Berbeda dari negara lain, seperti Timur Tengah dan India, Indonesia memiliki istilah budaya tersendiri untuk mewarnai pakaian, yaitu batik. Secara etimologis, kata “batik” berasal dari bahasa Jawa
yaitu “ngembat” atau “lempar lagi dan lagi” dan “centang” atau “titik”. Oleh karena itu, dapat diartikan secara harfiah sebagai acuan suatu titik (gambar) pada sehelai kain. Tentu saja jika berbicara tentang batik di dunia, ternyata batik priangan merupakan produk budaya priangan di Jawa Barat.
Menurut berbagai catatan sejarah, batik dan budaya batik tertua berasal dari daerah Banten, sejenis kain batik. Di Banten, disebut “Simbut” yang berarti selimut dalam bahasa Indonesia. Membatik merupakan perilaku khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Sunda.
Bagi para empu batik sendiri, pembuatan produk batik membutuhkan pemahaman
tentang pentingnya berbagai tata rias dan pola, standar dan keterampilan manual.
Jika membaca pernyataan sebelumnya, anggapan bahwa batik telah menjadi warisan budaya nusantara, karena nilai
filosofis kehidupan yang tersimpan dalam sehelai kain batik dan diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Sumber pengetahuan tentang berbagai tata rias dan pentingnya pola dan teknik membatik diperoleh dari para empu batik priangan dari sistem Pengetahuan, nilai, dan proses interaksi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Peristiwa sejarah, kondisi alam (flora/fauna), sistem nilai dan sistem budaya merupakan sumber inspirasi penciptaan batik.
Bagi sebagian masyarakat di Jawa Barat, batik lebih dari sekedar kain yang memancarkan pesona melalui keindahannya Corak dan corak, namun batik menjadi bagian dari nilai kehidupan yang dilestarikan.
Citra batik priangan menggambarkan kesederhanaan, keterbukaan, keragaman, komunikasi, keindahan, dan terkadang sedikit rayuan.itulah ciri-ciri berbagai bentuk orang Sunda dalam dekorasi batik priangan modern, tema, corak, nama.
Warna-mereka dapat mewakili, kemudian dapat digunakan untuk mencerminkan konstelasi estetika dan identitas masyarakat Priangan. Perkembangan Batik Priangan telah merambah ke segala aspek makna, tujuan dan pengaruh keragaman budaya kontemporer, yang dikaitkan dengan ranah estetika.
Pada Oktober 2009, badan PBB UNESCO menyatakan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak benda. Hal ini sebagai pemicu semangat para pelaku industri batik seperti angin di langit, membuat industri batik semakin bergairah setelah hampir lumpuh total.
Pengakuan UNESCO terhadap batik sebenarnya berdampak pada batik prangan, karena batik prangan sendiri belum begitu dikenal masyarakat pesisir Cirebon dengan motif megamendung yang lebih populer dan dikembangkan sejak Sebelum Priangan-Batik. Jelas, Batik Priangan adalah kain batik dari pusat budaya Sunda seperti wilayah kota/kabupaten Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.
Batik Priangan merupakan identitas Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sarana pertukaran diplomatik dan multikultural dengan seluruh negara sahabat di dunia. Semua masyarakat Indonesia dan teman-teman dari negara lain di dunia juga menyukai batik dan batik, sehingga masa depan batik akan
baik.
Batik Priangan adalah jenis batik yang identitasnya berasal dari wilayah Priangan Jawa Barat dan
Banten, di mana penduduknya berbicara dan merekam budaya Sunda. Selama perkembangan dan penyebaran Batik Priangan, Batik di berbagai daerah saling mempengaruhi.
Hasilnya dapat dilihat pada
gambar karakter. Pola simbolik yang bergaya untuk berbagai bentuk alam, flora, fauna dan peristiwa yang berbeda.
Eksperesi Batik Priangan Ketika kita dapat menelusuri latar belakang sejarah, filosofi, simbol, metode, ekspresi, dan semua aspek penciptaan lainnya, untuk melihat sekilas kearifan yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas manusia sekaligus menciptakan kreativitas sesuai waktunya dalam
mengekspresikan simbol baru.
“Batik Priangan juga harus berdimensi komersial dan inovatif.” Perhatian tertuju pada mereka yang berkomitmen untuk mereformasi kemajuan institusi. Untuk menjelajahi seluruh wilayah dunia melalui metode baru di luar latar belakang sebagai warisan budaya, perlu dipahami sepenuhnya keindahan, keanggunan dan makna filosofis setiap titik, garis dan motif batik. Dalam budaya batik modern Priangan, “global” dan “lokal” tidak mendikte dan/atau saling mengungguli satu sama lain.
Sebaliknya justru ada sinergi yang saling menguatkan dan memperkaya satu dengan lainnya. Batik Priangan adalah kesenian rakyat Indonesia yang telah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia. Batik Priangan adalah aset bangsa yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Ini adalah bentuk nasionalisme kita kepada bangsa. Batik warisan dunia milik Indonesia.