Live, Helmi Hasan dan Ganjar Pranowo Akan Terus Komitmen Merdekakan Ijazah untuk NKRI Tercinta
Pemkot Bengkulu
KOTA BENGKULU, GEBAY.co.id, – Melalui siaran radio ternama Heartline Network yang dipandu oleh Yohana Elizabeth selaku Ketua Yayasan Bentang Merah Putih beserta rekannya Cok Kris, Walikota Bengkulu Helmi Hasan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sampaikan komitmennya untuk memerdekakan ijazah didaerah masing-masing.
Bincang santai dengan dua kepala daerah ini tadi juga di siarkan melalui live youtube heartline network (https://youtu.be/2FX-zxpT7Lo) dan bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya tanda seru, bentang merah putih dan pihak lainnya, Senin (8/11/2022).
Dengan mengangkat tema merdeka ijazah (Nasional is me), perbincangan ini tampak seru dan mengundang ketertarikan warga mengenai apa yang sebenarnya terjadi di dunia pendidikan. Tak bisa dipungkiri lagi, misi kemanusiaan Walikota Bengkulu Helmi Hasan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam memerdekakan ijazah di daerah masing-masing mengukir sejarah baru di dunia pendidikan di Indonesia.
Siapa sangka berkat kebijakan keduanya, ratusan bahkan ribuan ijazah yang tersandera pihak sekolah dengan berbagai alasan seperi tunggakan SPP dan lainnya akhirnya dapat diberikan kepada para siswa/i yang berhak mendapatkan haknya yakni berupa ijazah.
Kebijakan ini pun mengundang decak kagum berbagai kalangan, bahkan berbagai kepala daerah banyak memepertanyakan gebrakan apa sebenarnya yang dilakukan Helmi dan Ganjar sehingga ratusan ijazah yang tersandera akhir bisa didapatkan.
Walikota Helmi mengatakan, bahwa ini ialah salah satu visi dan misi Pemkot Bengkulu, apa pun agama, suku, budaya dan profesinya, seluruh warga wajib bahagia. Ia mengatakan, supaya dirinya tau permasalahan seluruh warganya, Helmi membukakan diri mengenai nomor whatsapp dan instagram @Helmihasanofficial nya, disini apa pun permasalahan warga dapat melapor langsung ke dirinya.
“Awal mulanya ini dulu ada seorang janda punya 4 anak, dan salah satu anaknya di SMP mengalami masalah tak punya biaya untuk menebus ijazah. Dulu ini mereka berkecukupan dengan usaha kopinya, tapi karena pandemi usahanya pun terdampak, itulah mereka tak mampu bayar. Karena dia sekolah di swasta kita tanya berapa tunggakannya, itu sekitar 38 juta. Nah disinilah kita berunding dengan pemilik sekolah akhirnya diberikan keringanan dengan cukup membayar 3 juta saja ijazah dapat ditebus, kita juga berterimakasih kepada Ustaz Syamlan selaku pemilik sekolah atau yayasan yang berkenan meringankan beban siswanya ini,” jelas Helmi.
Ternyata, setelah itu, banyak siswa/i lain yang mengalami permasalahan yang sama, bahkan di provinsi tentangga juga, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya. “Ini bicaranya kemanusiaan dan tidak harus kemudian ketika terjadinya hari ini nunggu dulu tahun depan baru ditindaklanjiti. Disini kita sekarang butuh semangat gotong royong, semangat untuk saling tolong-menolong. Hal inilah komitemnn kita bersama dengan seluruh OPD untuk berbondong-bondong membantu mereka. Bahkan di Kabupaten Muko-Muko, Benteng, Utara, Bemgkulu Selatan juga kita buatkan relawannya dengan berkerjasama berbagai pihak untuk sama-sama memerdekakan ijazah,” tutur Helmi.
Dikesempatan sama, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan, dirinya juga melakukan hal persis seperti Helmi dalam memerdekakan ijazah. “Misal kalau sudah ngobrol-ngobrol dengan pihak sekolah tapi gak bisa ya lapor saya. Saya ini belajar dari pak Walikota Solo Hadi Rudy, dia itu dulu tukang tembus ijazah tiap harinya. Jadi, kalau ada masalah seperti ini saya minta komunikasikan dulu dengan pihak sekolahnya, misal di negeri langsung saya telepon kepseknya, kalau swasta ya kita obrolkan lagi. Disini kita minta keringan sepeti diskon untuk siswa itu atau bayarnya dicicil. Nah nanti itu kwitansinya ditulis telah menerima uang sekian dari Gubernur, setelah itu ini jadi bahan evaluasi di rapat,” ungkap Ganjar.
Tujuannya ialah biar masyarakat tau bahwa sekolah tersebut ternyata begini keadaan sebenarnya. “Biar semuanya tahu, dan alhamdulillah sampai dengan hari ini sekolah-sekolah yang ngotot kemarin-kemarin sudah ga lagi. Bahkan yang pernah nyolot dulu sudah minta maaf. Karena menurut saya ga akan miskin sekolah itu bila menolong satu orang, apa iya harus nunggu rapat dulu, nunggu keputasn politik dulu. Ya enggalah kan ini soal kemanusiaan untuk membantu mereka,” jelas Ganjar. (Rls MC Kota Bengkulu)