Uncategorized

Senator Destita Soroti Kurangnya Sosialisasi Transisi DTKS ke DTSEN dan Database BPJS Kesehatan

Jakarta – Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar rapat kerja dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Robben Rico dan jajarannya di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/3).

Rapat ini membahas sejumlah catatan penting terkait kinerja Kemensos, program-program yang dijalankan, serta peran Kemensos dalam menangani fakir miskin, disabilitas, dan kelompok rentan. Selain itu, dibahas pula program kesejahteraan sosial yang menjadi fokus utama pemerintah.

Salah satu poin yang menjadi perhatian dalam rapat ini adalah pergantian Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) pada Februari 2025.

Anggota Komite III DPD RI dari daerah pemilihan (dapil) Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani S.Farm., MSM., menyoroti bahwa informasi mengenai DTSEN ini masih baru dan belum tersosialisasi dengan baik di lapangan, khususnya di Provinsi Bengkulu.

“Ini informasi baru yang saya terima mengenai DTSEN, yang nantinya akan menjadi semacam bank data nasional. Saat ini kita mengenal DTKS, namun di lapangan, khususnya di Provinsi Bengkulu, sosialisasi mengenai transisi dari DTKS ke DTSEN belum dilakukan dengan baik,” ujar Senator.

Destita juga menyoroti kebijakan transisi database Kemensos yang belum sampai ke Dinas Sosial, sehingga pemerintah daerah masih belum memahami secara detail bagaimana proses sinkronisasi antara DTKS dengan DTSEN.

Destita juga mempertanyakan apakah DTSEN nantinya akan menjadi database untuk BPJS Kesehatan, khususnya bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI). Hal ini penting mengingat masih ada data DTKS di Provinsi Bengkulu yang belum terintegrasi dengan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan nasional.

“Ada data DTKS di Bengkulu yang belum tertarik, sehingga belum masuk ke PBI nasional. Bagaimana nanti informasi DTSEN ini akan digunakan?” tanyanya.

Selain itu, Destita menyambut baik upaya Kemensos dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, bukan hanya sekadar memberikan bantuan langsung. Ia mengapresiasi adanya Direktorat Jenderal khusus yang menangani pemberdayaan masyarakat di Kemensos.

“Saya setuju bahwa kita tidak hanya harus memberikan bantuan terus-menerus, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Saya sangat senang bahwa di Kemensos ada Dirjen khusus untuk pemberdayaan masyarakat. Mohon dijelaskan bagaimana masyarakat dapat mengakses program pemberdayaan ini,” ujarnya.

Destita juga menyampaikan aspirasi dari Provinsi Bengkulu terkait masih minimnya jumlah lumbung sosial di daerah tersebut. Lumbung Sosial merupakan shelter logistik yang menyediakan kebutuhan dasar untuk masyarakat jika suatu saat terjadi bencana.

“Di Bengkulu, lumbung sosial masih sangat sedikit. Saya melihat daerah lain sudah memiliki beberapa titik, sementara di Bengkulu baru satu titik. Ini perlu diperhatikan,” katanya.

Selain itu, ia juga menyampaikan permohonan bantuan untuk mobil rescue di salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu. “Ada permohonan bantuan mobil rescue dari salah satu kabupaten di Bengkulu. Ini menjadi kebutuhan mendesak untuk penanganan darurat,” tambahnya.

Dengan rapat kerja ini, Destita berharap dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, khususnya bagi kelompok fakir miskin, disabilitas, dan kelompok rentan..

“Saya berharap agar Kemensos dapat segera menindaklanjuti berbagai permohonan dan masukan yang disampaikan dalam rapat tersebut. Untuk aspirasi lainnya, mungkin akan saya sampaikan secara langsung,” tutup Destita.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker